Pages

Jumat, 05 April 2013

Hikmah Silaturahim

Waktu masih menunjukkan pukul 10.15 saat urusan saya di Mabes Polri selesai. Wah masih terlalu pagi, berarti saya masih punya banyak waktu sebelum jam mengajar saya pada sore harinya. Saya putuskan untuk pulang ke rumah saja terlebih dahulu, namun entah saya melamun atau tidak konsen, saat perjalanan pulang saya yang harusnya membelokkan kendaraan ke jalan Dewi Sartika (dari arah Gatot Subroto), begitu saya sadar ternyata posisi saya sudah di Cawang, kebablasan...!! terlewatkan deh belokan jalan ke Dewi Sartika... grrrrrr...ada apa dengan saya ini??? -___-

Ya sudah lah sudah terlanjur, mau bagaimana lagi, lewat Cawang sajalah (jaraknya jadi lebih jauh..hiksss). Tak lihat jam, eh masih jam 10.35. Apa saya mampir dulu saja ya ke rumah teman saya yang tinggalnya di Cililitan, ga jauh dari Cawang? Beliau adalah kakak kelas saya saat SMA juga mba mentoring kelompok pengajian saya dulu. Mungkin kebablasan ini adalah cara Allah yang menuntun saya untuk silaturahim ke rumah beliau. Sudah lama juga saya tidak jumpa dengan beliau.. hehe.. Okehh, saya putuskan main ke rumah beliau.. Tiba disana ternyata beliau sedang menjemput anaknya pulang sekolah (sungguh nikmatnya ya bisa menjemput anak sekolah :) ). Sambil menunggu beliau tiba, saya baca-baca jurnalnya si bapak (tetep deh kemana-mana bawa jurnal2 itu..hehe). Kemudian tak lama beliau sampai di rumah dengan ketiga anaknya.. Wooowww anaknya sudah 3 (alhmadulillah..), perasaan dulu terakhir ketemu baru 2 berarti sudah lama juga kami tidak jumpa. 

"Apa kabar Yas?" tanyanya, 
"alhamdulillah sehat mba" jawabku, 
"sendiri aja kemarinya, teman2nya mana?" tanya beliau lagi, 
"iya, sendiri aja ni mba, teman2 yang lain kan kerja mba" kataku lagi
"oiya ya, kerjaan kamu kan waktunya tidak seketat teman2mu yang lain. Mba ingat banget tuh dulu, kamu satu-satunya binaan mba yang ga mau kerja kantoran, yang ga mau terikat waktu, tidak terlalu mengejar karir, agar saat nanti berumah tangga bisa punya waktu lebih banyak untuk keluarga walau masih tetap bekerja"
"hehehe..mba masih ingat aja, iya mba.. Alhamdulillah, kerjaku sekarang tidak terlalu mengikat waktunya dan dekat juga dari rumah. Ngga ngoyo ngejar karir kq mba.. yang penting jalanin aja dengan sungguh2, nanti tau2 jadi guru besar deh..hehehe" candaku.
"Subhanallah ya Yas, Allah selalu mendengar doa hambaNya, betapa itu dulu yang menjadi doa2mu, sekarang terlaksana" kata mba.
"iya mba, yang aku peroleh juga lebih dari cukup walau mungkin tidak sebesar teman2 yang kerja kantoran, namun sebanding dengan waktu dan energi yang aku keluarkan, ditambah lagi aku juga diberi kesempatan untuk melanjutkan pendidikan. Allah Maha Baik. Nikmat Allah manakah yang aku dustakan?"
"intinya bersyukur selalu ya Yas dengan apa yang kamu terima"

Obrolan pun berlanjut, berhubung saat ini beliau sudah berkeluarga, diskusi dengan beliau lebih banyak membahas tentang rumah tangga dan parenting. Banyak sekali pengetahuan tentang rumah tangga dan parenting yang kuperoleh dari beliau, dimulai dari memilih pasangan. Kata beiau, "Mohon pada Allah dikaruniakan pasangan terbaik bagimu yang dapat menjadi sahabat dalam urusan agama, dunia, dan akhirat. Tidak usah memberikan kriteria yang muluk2, ga ada manusia yang sempurna, yang penting dia baik agamanya dan sepemahan mengenai agama. Ga usah deh ngeribetin fisik atau sifat2 (selama masih bisa ditolerir). Karena rumah tangga itu proses adaptasi yang tiada henti". (iya, menurutku juga begitu, rumah tangga adalah suatu sinergisitas, dan setiap pasangan harus saling menerima, selalu belajar memperbaiki diri, juga saling mengingatkan. Berjalan beriringan menapaki kehidupan... #tsaaaahhhhh). Satu hal yang paling mengena dari diskusi kemarin adalah salah satu visi rumah tangga yaitu "reuni di surga" :'). Untuk dapat reuni di surga, butuh komitmen yang sangat kuat. Bagaimana suami dan istri menjalankan perannya dengan baik sesuai dengan tuntunan Islam, bagaimana mereka harus mendidik generasi penerus (anak2) mereka dengan sebaik-baiknya. Semua itu butuh ilmu, jangan pernah berhenti belajar.

Saking asyiknya diskusi, tidak berasa sudah adzan asar. Saatnya melanjutkan perjalanan untuk mengajar. Banyak hikmah yang kuperoleh dari silaturahim ini. Semoga bermanfaat bagi bekalku nanti saat berumah tangga. Terima kasih ya mba, semoga mba dan keluarga selalu dihujani keberkahan dari Allah SWT.. :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar